Jumat, 04 Januari 2013

PAKAIAN ADAT PAPUA

Pakian Adat Papua Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa pakaian tersebut hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Burung endemik Tanah Papua Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Kesenian Tari kota Malang Kota Malang tidak lepas dari kesenian-kesenian yang masih di lestarikan sampai sekarang. Semua kesenian itu merupakan warisan para leluhur dan merupakan pusaka kesenian nusantara yang wajib di jaga kelestariannya. Kesenian itu pula yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk berkunjung ke kota Malang. Berikut adalah beberapa kesenian-kesenian yang berasal dari kota Malang. Tari topeng malang merupakan tarian khas kota Malang yang merupakan hasil perpaduan antara budaya Jawa Tengahan, Jawa Kulonan dan Jawa Timuran sehingga akar gerakan tari ini mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik dari etnik Jawa,Madura dan Bali. Salah satu keunikanya adalah pada alat musik yang di pakai seperti rebab, seruling madura (yang mirip dengan terompet Ponorogo) dan karawitan model Blambangan. Tari yang di perkirakan muncul pada awal abad 20 ini berkembang luas semasa perang kemerdekaan.Tari Topeng adalah perlambang bagi sifat manusia yang berbeda-beda.Hal tersebut bisa dilihat di model topeng yang di kenakan. Ada yang menangis, tertawa, tersenyum, sedih, malu dan lain sebagainnya. Biasannya tari ini bercerita tentang cerita rakyat atau tentang kisah-kisah panji. Tari Beskalan adalah tarian selamat datang yang biasa di gunakan atau di pertunjukkan dalam upacara penyambutan tamu yang datang berkunjung ke kota Malang. Kata Beskalan sendiri di ambil dari kata “bakalan” yang artinya pertama atau dasar dari segala bentuk penghargaan yang bisa diberikan terhadap tamu,atau orang asing yang datang secara spontan. Tari Grebeg Wiratama Tarian ini melambangkan kesatriaan prajurit yang ingin turun ke medan perang,di samping itu dalam tarian ini juga di simbolkan sifat manusia yang terkadang humoris dan bersifat menghibur orang lain. Kesenian-kesenian di jakarta tidak lepas ikatannya dari masyarakat Betawi. Karena memang dari sanalah kesenian asli kota tersebut. Kesenian-kesenian itu meliputi: Kesenian jakarta Gambang Kromong Kesenian Gambang Kromong Merupakan salah atu musik khas dari kesenian Betawi yang paling terkenal. Setiap kesempatan perihal Betawi, kesenian ini selalu menjadi tempat paling utama. Ini di karenakan kesenian ini sangat erat sekali ikatannya dengan kesenian Betawi. Kesenian musik ini merupakan perpaduan dari kesenian musik setempat dengan budaya Cina. Hal ini dapat dilihat dari instrumen musik yang di gunakan seperti alat musik gesek dari Cina yang bernama Kongahyan,Tehyan dan Sukong. Sementara alat musik Betawi antara lain: gambang, kromong, krecek, gendang, kempul dan gong. Sejak abad ke 18, kesenian Gambang Kromong sudah sangat berkembang khususnya di daerah Tangerang. Kesenian ini bermula dari sekelompok grup musik yang dimainkan oleh beberapa pekerja pribumi di perkebunan milik Nie Hu Kong yang berkolaborasi dengan dua orang wanita perantauan Cina yang baru tiba dengan membawa Tehyan dan Kongahyan (alat musik cina). Pada tahun 70an Gambang Kromong sempat terdongkrak keberadaannya lewat sentuhan kreativitas “Panjak” Betawi legendaris “Si Macan Kemayoran”, Almarhum H. Benyamin Syueb bin Ji’ung. Dengan sentuhan berbagai aliran musik yang ada, jadilah Gambang Kromong seperti yang kita dengar sekarang. Hampir di tiap hajatan atau “kriya’an” yang ada di tiap kampung Betawi, mencantumkan Gambang Kromong sebagai menu hidangan musik yang paling utama. Namun seiring berkembangnya zaman musik ini seakan hidup dan mati. Musik ini hanya bisa terdengar di bulan Juni saja, sewaktu hari jadi kota Jakarta. Itupun hanya di tempat-tempat tertentu, seperti di Setu Babakan misalnya. Di perlukannya kerjasama untuk melestarikan kesenian ini, khususnya untuk generasi muda betawi agar sadar keberadaan etnis Betawi itu adalah sebagai etalase keudayaan Indonesia. Orkes Samrah kesenian orkes samrah dari jakarta Kesenian Betawi yangdalam bentuk orkes yang mendapat pengaruh dari suku Melayu. Lagu-lagu yang biasa di bawakan biasanya lagu-lagu yang bersifat jadul(jaman dulu) seperti lagu Burung Putih, Pulo angsa Dua dan sirih Kuning. Orkes Samrahh banyak berkembang di daerah Tenabang, dimana daerah ini dikenal sebagai pusat dari penyebaran Melayu Riau di Betawi. Orkes samrah juga biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain. Sementara tarian yang biasa diiringi orkes samrah disebut Tari Samrah. Biasanya, para penari samrah menari berpasang-pasangan dengan gerakan tari bermacam-macam, yang salah satunya dipengaruhi oleh gerakan silat. Tokoh dalam bidang musik samrah adalah Ali Sabeni, anak dari Jawara legendaris Sabeni. Randai Sebagai kesenian asli Sumatera Barat, Randai saat ini telah menjadi kesenian yang asing bagi sebagian besar pemuda-pemudi Minangkabau. Randai sendiri merupakan kesenian yang dimainkan oleh sekelompok orang dan bertujuan untuk menyampaikan cerita melalui gerakan silat. Cerita rakyat yang dibawakan biasanya cerita populer seperti Malin Deman, Anggun Nan Tongga dan Cindua Mato. Seperti memerankan sebuah drama / teater, di kesenian Randai juga terdapat pemeran utama dan beberapa pemeran pendamping. Randai banyak terdapat di Pasisie dan daerah Darek. Calung – Kesenian Kota Bogor Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan purwarupa dari Angklung. Alat musik ini sama-sama terbuat dari bambu. Namun berbeda dengan Angklung, Calung di mainkan dengan cara di pukul, sedang Angklung memainkannya dengan cara di goyangkan. Dalam perkembanganya, saat ini calung lebih mengarah kepada calung dangdut (caldut) lagu maupun musiknya ditambah drum, gitar, keybord dan memakai tata lampu untuk menambah ramai pertunjukannya. Kini telah banyak bermunculan grup-grup calung di masyarakat Bandung, misalnya Ria Buana, Layung sari dan Glamor dan masih banyak lagi. Seperti halnya Angklung, Calung juga banyak di jual untuk kebutuhan oleh-oleh para wisatawan. Mungkin Calung bisa di Jadikan oleh-oleh souvenir untuk anda, sekaligus anda belajar melestarikan kebudayaan indonesia. Kolintang, Alat Musik Tradisional Sulawesi Utara Jika anda pernah melakukan perjalanan ke Sulawesi, pasti anda pernah melihat jenis alat musik yang bernama Kolintang. Kolintang berasal dari budaya Minahasa, sebuah kabupaten di Sulawesi Utara. Alat musik ini mirip dengan gambang kayu. Berdasarkan satu versi cerita rakyat setempat, nama kolintang datang dari suara “TING”, “TANG” dan “TONG”. Pada mulanya Kolintang hanya terdiri atas serangkaian potongan kayu yang diletakkan berdampingan dalam satu baris di kaki para pemain. Kolintang memiliki hubungan erat dengan kepercayaan tradisional penduduk asli Sulawesi Utara dan sebagai tradisi budaya biasanya dimainkan untuk ritual menyembah nenek moyang. Awalnya, hanya ada satu jenis instrumen kolintang yang merupakan 2 oktaf instrumen melodi diatonical. Biasanya Kolintang dimainkan dengan instrumen string, Seperti gitar, ukulele atau string bass sebagai iringan. Tongkonan: Rumah Adat Toraja yang Mengagumkan Bayangkan bahwa rumah adat ini dibangun dengan konstruksi yang terbuat dari kayu tanpa menggunakan unsur logam sama sekali seperti paku. Anda akan lebih terkagum-kagum setelah mengetahui filosofi di balik rumah adat ini. Ada kepercayaan, kebanggaan, tradisi kuno, dan peradaban dari setiap detail rumah tongkonan yang dibangun masyarakat Toraja. Jadi tidak bisa sembarangan membangun rumah adat ini. Inilah salah satu bentuk kearifan lokal yang mengagumkan dari sebuah rumah adat Nusantara. Tongkonan adalah rumah khas masyarakat Tana Toraja di Sulawesi Selatan. Hingga saat ini rumah unik tersebut bersama budaya Tana Toraja lainnya menjadi daya tarik wisata dan terus-menerus diminati pelancong. Tongkonan adalah rumah adat dengan ciri rumah panggung dari kayu dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atapnya rumah tongkonan dilapisi ijuk hitam dan bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan. Ada juga yang mengatakan bentuknya seperti tanduk kerbau. Sekilas mirip bangunan rumah gadang di Minang atau Batak. Semua rumah tongkonan yang berdiri berjejer akan mengarah ke utara. Arah tongkonan yang menghadap ke utara serta ujung atap yang runcing ke atas melambangkan leluhur mereka yang berasal dari utara. Ketika nanti meninggal mereka akan berkumpul bersama arwah leluhurnya di utara. Berdasarkan penelitian arkeologis, orang Toraja berasal dari Yunan, Teluk Tongkin, Cina. Pendatang dari Cina ini kemudian berakulturasi dengan penduduk asli Sulawesi Selatan. Kata tana artinya negeri, sedangkan kata toraja berasal dua kata yaitu tau (orang) dan maraya (orang besar atau bangsawan). Kemudian penggabungan kata-kata tesebut bermakna tempat bermukimnya suku Toraja atau berikutnya dikenal sebagai Tana Toraja. Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja karena ritual adat terkait tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual mereka dengan leluhur. Oleh karena itu, semua anggota keluarga diharuskan ikut serta sebagai lambang hubungan mereka dengan leluhur. Rumah Adat Honai, Papua Papua tidak hanya pesona alamnya saja yang menakjubkan, tetapi rumah adatnya pun terkenal, yaitu rumah adat Honai. Bahkan kini rumah adat honai tidak hanya dijadikan sebagai rumah tinggal masyarakat papua saja, tetapi juga dijadikan sebagai objek wisata. Rumah adat Papua atau yang dahulu bernama Irian Jaya ini cukup unik. Atapnya berbentuk seperti setengah tempurung kelapa serta bahan yang digunakan pun diperoleh dari alam sekitar, yaitu kayu dan jerami. Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebei), dan kandang babi (disebut Wamai). Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Rumah Honai dalam satu bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur), bangunan lainnya untuk tempat makan bersama, dan bangunan ketiga untuk kandang ternak. Rumah Honai pada umumnya terbagi menjadi dua tingkat. Lantai dasar dan lantai satu dihubungkan dengan tangga dari bambu. Para pria tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara para wanita tidur di lantai satu. Rumah Betang – Rumah Adat Di Kalimantan Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda, mulai dari rumah adat, tarian, alat musik pakaian dan lain-lain. Sebagai contoh adalah Rumah Betang, rumah adat suku dayak di provinsi Kalimantan. Rumah Betang atau Rumah Panjang merupakan rumah panggung yang dibangun dengan tinggi tiang sekitar 2 meter. Rumah ini dihuni oleh belasan rumah tangga yang terdiri dari 100-150 orang dan setiap ruangan didalam rumah dibatasi oleh sekat-sekat. Pada halaman rumah betang terdapat sapundu, yaitu sebuah patung berbentuk manusia dan berfungsi sebagai tempat untuk mengikat hewan yang akan dikurbankan pada acara ritual upacara adat. Selain itu pada beberapa halaman rumah betang juga memiliki Patahu yang berfungsi sebagai tempat untuk pemujaan. Sementara di bagian belakang rumah terdapat gudang yang dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan senjata tradisional (bawong) yang disebut tukau. Rencong, Senjata Tradisional Aceh Sebagai salah satu senjata traditional Aceh, Rencong dikenal memiliki kemiripan dengan keris karena bentuknya yang ramping dan kecil. Rencong dahulu dibuat berdasarkan silsilah, untuk raj dan sultan. Biasanya mata pisaunya terbuat dari emas dan berukirakan sekutip ayat suci Alquran dari agama Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar